Musim durian telah tiba ditandai dengan banyaknya penjual durian Dipinggir Jalan raya, banyak juga yang menjualnya di Pasar Tradisional ataupun Modern.
Salah satu penghasil durian di Sumatera Barat adalah di Kabupaten Agam tepatnya di Nagari Koto Malintang, di Nagari ini banyak orang mempunyai pohon durian dalam jumlah banyak ada tradisi yang unik yaitu menunggu durian jatuh dari pohonnya.
Sebenarnya ada dunia jenis kebun durian di Nagari Koto Malintang yaitu kebun milik pribadi dan kebun milik bersama, maksudnya milik bersama yaitu durian yang tumbuh liar di hutan siapa aja boleh mengambilnya tetapi dengan syarat tidak boleh dipanjat dan dipetik duriannya.
Dalam budidaya durian di Nagari koto Malintang ada tahapan yang harus dilakukan. Yaitu.
1. Menanam biji durian
Kalau mau berkebun durian tentu saja harus menanam bijinya atau secara cangkok atau stek batang. Jika memilih melalui nanam bijinya harus memilih biji yang berkualitas bagus, tidak bolong, tidak ada Ulatnya dan kelihatan padat dan tidak kempis.
2. Dihunyian/ mahunyi
Dihunyian dalam bahasa Indonesia berarti ditungguin. Setelah ditanam biji durian yang sudah tumbuh ditungguin atau dijaga selama 2 sampai 3 bulan supaya tidak mati dan disiangi dan di kasih pupuk.
3. Sisipan
Dalam lahan kebun durian biasanya tidak hanya durian saja tapi disisipi dengan tanaman lain misalnya sama pohon pisang atau kebun jagung supaya tidak menghamburkan lahan.
4. Maiduikan api
Jika durian yang ditanam sudah mulai berbuah maka rawan akan pencurian, biasanya masayarakat yang mempunyai durian sudah mulai menjaga kebun mereka pada malam hari supaya tidak di ambil sama pencuri , sebagai tanda kebun nya ditungguin maka dinyalakan api di kebun mereka, dalam menjaga durian biasanya berdua atau 3 orang.
5. Garisik dari ateh
Selain manusia yang bisa mencuri durian ternyata "karo" dalam bahasa setempat, yaitu hewan yang suka makan dan mencuri pohon durian selain tupai dan lainnya. Makanya dalam penjagaan durian ini dilakukan siang dan malam secara bergiliran kalau memungkinkan.
6. Memanen
Setelah perjuangan beberapa lama akhirnya tiba juga untuk panen, tapi cara panennya unik pohon duriannya tidak boleh dipanjat atau dipetik duriannya tapi ditungguin sampai duriannya jatuh dari pohonnya, selain untuk menjaga tingkat rasa dan benar benar matang, ternyata ada beberapa kepercayaan masyarakat yang jika duriannya dipanjat maka tidak akan berbuah lagi dengan lebat dan pada keadaan tertentu bisa sampai mati duriannya. Jika melanggar maka pohon duriannya akan dikuliti biar mati sama masyarakat setempat bila dilakukan berulang jika sudah mendapat teguran berulang kali.
Tidak hanya di kabupaten agam di kabupaten lain di sumatera barat biasanya mereka menunggu durian jatuh dari pohonnya dan tidak boleh dipanjat atau dietik meskipun sekarang tradisi itu masih ada aja yang melanggar terutama untuk kebun yang milik pribadi.
Dalam menunggu durian jatuh dari pohonnya biasanya pemilik durian bisa menunggu dikebun durian sampai 1 atau 2 bulan sampai semua duriannya sudah jatuh dan pulang selama tiga hari sekali ke rumah untuk membawa perbekalan yang habis dan hasil durian yang sudah dipungut untuk dijual ke pasar atau ke tengkulak.
Perbekalan yang dibawa pada sat menunggu durian jatuh yaitu beras, senter, alat masak, tikar, korek api, obat nyamuk dan lain sebagainya dan tak lupa juga selama di hutan harus terus menyalakan api setiap malam sebagai pertanda duriannya di tungguin dan tidak di maling orang.
Dengan banyaknya buah durian di Sumatera Barat bahkan banyak orang yang berprofesi sebagai tukang kebun durian dari hasilnya kebun durian banyak orang yang bisa menyekolahkan anak anaknya sampai perguruan. Karena banyaknya durian di sumbar khususnya kabupaten Agam duriannya bisa dikirim ke provinsi sebalah dan bahkan sampai kepulau jawa.
Dengan banyak durian di kota padang maka banyak juga makanan dan minumam yang memakai buah durian sebagai minuman atau makannya contohnya es cendol durian, ketan durian, es krim dan masih banyak lagi makanan dan minuman yang lainnya.
loading...
No comments:
Post a Comment