Pesisir Selatan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang terkenal akan kuliner hasil lautnya selain itu juga ada banyak beragam tradisi dan Kesenian berupa Tarian yang masih dipertahankan hingga kini meskipun tidak sepopuler pada Zaman dahulu salah satunya adalah Tari Benten.
Foto : kebudayaan.kemdikbud.go.id
Dalam Pertunjukan Tari Benten ini biasanya dilakukan oleh dua orang laki-laki yang merupakan perpaduan dari beberapa komposisi yaitu Buai-buai, kasang, Panjang, adau adau, sibadindin dan rantak kudo. Dalam sekali pertunjukan Tari Benten biasanya berdurasi 23- 25 menit yang dipengaruhi oleh mood pemusik , pedendang dan penari.
Pada Masa Lampau tari adat sering ditampilkan dalam acara-acara adat ataupun pemerintahan formal selain itu juga tari benten sebagai sarana hiburan bagi masyarat.
Gerakan Tari benten merupakan penggambaran dinamika kehidupan yang menggambarkan perasan kepada masyarakat bahwa hidup mengalami perkembangan waktu serta tantangan sesuai dengan umur dan fungsi manusia dalam kehidupan. Perbedaan-perbedaan gerak antara satu penari dengan penari yang lain, menyiratkan bahwa perbedaan harus dipandang sebagai suatu kondisi yang harus disikapi positif dan kreatif.
ada dua versi yang menjelaskan tentang kehadiran tari benten; pertama, tari Benten mengisahkan tentang kehidupan suatu keluarga yaitu; seorang ibu yang bijaksana bernama Benten, dan ayah bernama Adau Adau. Keluarga ini memiliki dua orang anak bernama Buai Buai dan Rantak Kudo. (Herawati, 2006: 1); kedua,tari Benten merupakan penggambaran dari alam yaitu burung elang. Gerak-gerak tari benten melambangkan suasana seekor burung elang yang sedang terbang di udara siang hari (Hartati, 1992: 25). Sedangkan jika ditanya kembali kepada pewaris tari benten saat ini tidak diperoleh informasi tentang pengertian tari Benten. Ada juga sumber yang mengatakan bahwa penamaan tari benten disebabkan karena tari tersebut pertama kali ditampilkan oleh orang yang bernama Benten.
Sumber :
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/tari-benten-tari-masyarakat-tradisional-minangkabau/
loading...
No comments:
Post a Comment