Apo Nan Baru !!!

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, 20 July 2020

Mengenal Upacara Kematian Malapeh-lapeh di Nagari Taluak Pesisir Selatan

Ada banyak ragam tradisi di Indonesia baik itu dalam suasana senang, keagamaan bahkan kematian selalu ada tradisi berbeda-beda salah satunya adalah di Pesisir Selatan Sumatera Barat, tepatnya di Nagari Taluak Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ada tradisi unik yang dilakukan ketika ada anggota keluarga dan masyarakat setempat meninggal dunia namanya Tradisi Malapeh-lapeh.

Source Foto : Besfi Apri Yolanda dkk (Jurnal)

Dalam Tradisi Agama Islam di Minangkabau setelah mayat dikuburkan ada tradisi yang disebut dengan bilangan hari yaitu manduo hari, manigo hari, matujuah hari, ampek puluah hari bahkan ada manyaratuih hari. tapi sedikit berbeda di Nagari Taluak ada tradisi Malapeh-lapeh setelah seratus hari mayat dikuburkan.

Tradisi ini dilakukan oleh anggota keluarga masyarakat dengan cara doa bersama. Warga Nagari Taluak percaya setelah Tradisi Malapeh-lapeh orang yang sudah meninggal akan kembali ke alamnya dengan tenang, selain itu ada aturan khusus waktu pelaksanaan tradisi malapeh-lapeh ini yaitu harus kamis malam Jum'at setelah shalat isya karena masyarakat setempat percaya pada malam juma't tersebut arwah yang sudah meninggal berada di sekitar rumah keluarganya. 

Ada berbagai tahapan yang dilaksanakan dalam upacara malapeh-lapeh ini pertama adalah pemasangan kain langik-langik dan kain tabie (dinding) setelah penyiapan alat dan bahan untuk membuat lemang , harum-haruman dan daun pandan yang dimasukan kedalam ketupat, sehari sebelum acara semua warga di undang untuk menghadiri acara ini. 

Pada hari H tradisi Malapeh-lapeh dibuka oleh yang punya acara (sipanka) dengan pidato singkat yang intinya meminta hadirin untuk mendoakan orang yang sudah meninggal, setelah itu acara pengajian dan tahlil yang dilakukan oleh laki-laki dan dipimpin oleh pemimpin acara ini yang disebut dengan orang siak labai. setelah acara pengajian selesai selanjutnya acara makan bersama dilanjutkan dengan dzikir dan diakhiri dengan sedekah dari pihak keluarga yang meninggal. 

Ada sedikit hal menarik pada waktu berdzikir salah satu anggota keluarga akan membagikan ketupat yang berisi wangi-wangian yang terbuat dari daun pandan dan bunga ketangan anggota dzikir selain itu pada acara makan, makanan yang diberikan tidak hanya dari keluarga orang yang meninggal saja melainkan juga dari keluarga terdekat orang yang meninggal seperti istri paman, bako dan istri anak laki-laki (menantu), jenis makanan tidak ditentukan dan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi. 

Sumber : Besfi Apri Yolanda, dkk, Makna upacara kematian malapeh-lapeh di Nagari Taluak Pesisir Selatan (Jurnal)

loading...

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages