Apo Nan Baru !!!

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, 30 July 2020

Mengenal Tari Ilau Dari Nagari Sumani Kabupaten Solok

Sumatera Barat terkenal akan kekayaan tradisi dan keseniannya yang sangat beragam selain itu hampir disetiap Nagari di Sumatera Barat ini mempunyai tradisi dan keseniannya masing- masing salah satunya adalah Tari Ilau Dari Nagari Sumani Kabupaten Solok yang biasa dipertunjukan ketika Pesta Pernikahan. 

Meskipun ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Tari Ilau ini bukan hanya di Nagari Sumani Solok saja ada juga yang mengatakan di Sijunjung Sumbar juga ada, tapi meskipun penamaan sama tapi masing-masing daerah ini mempunyai ciri khasnya masing-masing salah satunya di Nagari Sumani Solok ini.
Foto : Nursyam & Supriando/ ISI Padang panjang

Jika dilihat dari Kata "Ilau" yang berarti Berpantun-pantun hingga larut malam yang berkisah tentang suatu cerita dengan nyanyian yang beriba-iba seperti orang meratap. Menurut Warga Nagari Sumani Ilau ini berisi pantun-pantun berisi rintihan hati yang menimbulkan rasa sedih bagi yang mendengarnya Pantun ini ditampilkan bersamaan dengan rangkaian gerak secara melingkar, pada setiap akhir pantun disambut dengan radat oleh para penari. 

Tari Ilau ini lazim ditampilkan dalam adat perkawinan masyarakat Nagari Sumani. Dalam sajiannya pada adat perkawinan, tari ilau ditampilkan dalam dua bentuk yang disebut dengan Ilau turun dan Ilau Naiak yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan tradisi dan adat perkawinan masyarakat setempat.

Tari ilau dalam adat perkawinan di Nagari Sumani memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan rasa suka cita orang tua dalam melepas anaknya untuk menjalin kehidupan berumah tangga. Kesedihan dan kecemasan orang tua terhadap seorang anak yang akan berumah tangga dapat dilihat pada pantun dalam dendang ilau yang dilantunkan oleh garutuang (tukang dendang). Pantun ini ditampilkan bersamaan dengan rangkaian gerak penari yang dilakukan secara melingkar. Pada setiap akhir pantun disambut dengan radat (dendang bersama) oleh para penari.

Tari ilau lazim ditampilkan dalam adat perkawinan, khususnya dalam proses menjelang baarak marapulai (arakan pengantin laki-laki) dari rumah marapulai (pengantin laki-laki) menuju rumah anak daro (pengantin perempuan).

Dalam tari ilau, yang lebih dominan dan menjadi ciri khasnya adalah hentakan kaki, tepuk tangan, dan pola lantai yang melingkar seperti randai. Tari ilau terdiri dari sepuluh gerak. Adapun nama gerak pada tari ilau sesuai dengan dendang yang dilantunkan oleh pelantun dendang pada tari tersebut, yaitu lagu lamo, llau, la den iyo, taliyok, gubalo, tadindin, Sikumbang cari, simpang ampek, ondeh mak, dan pariaman

Ketika tari dipertunjukkan dalam adat perkawinan maka terdapat syarat khusus yang harus terpenuhi. Salah satunya adalah pada saat bagian tari ilau
naiak, tuan rumah atau keluarga mempelai perempuan diharuskan membentangkan lapiak (tikar), meletakkan carano dan kursi di atas lapiak yang telah dibentangkan sebagai tempat penari ilau melakukan tariannya. Kursi digunakan sebagai tempat duduk pengantin dan carano diletakkan di depan pengantin. Setelah semua syarat dan ketentuan tersebut dipenuhi maka ilau naiak baru bisa dilaksanakan. 

Adapun Busana penari tari Ilau yang kesemuanya lelaki adalah sebagai berikut baju lapang/longgar hitam, endong hitam, sesamping dan destar. Endong hitam merupakan celana yang biasa digunakan dalam bersilat yang bagian pisaknya hampir sejajar dengan lutut. Destar atau deta berbentuk segi empat dengan motif batik. Ketika akan digunakan dilipat dan membentuk segitiga. Destar tersebut dipakai dengan bagian runcing mengarah kebawah dan ujung yang lain diikatkan ke belakang kepala. Selanjutnya, sesamping juga berbentuk segi empat yang dilipat menjadi segitiga yang diikat di pinggang sebelah kanan.

Sedangkan musik pengiring dalam tari Ilau terdapat dua macam yaitu musik Internal dan EXternal, musik ekternal berasal dari seorang pendendang yang biasa disebut tukang garutuang oleh masyarakat setempat. Penari bergerak sesuai dengan dendang yang dialunkan oleh tukang garutuang. Dalam tari ilau, penari tidak hanya bergerak mengiringi dendang tetapi pada beberapa gerak semua penari mengikuti dendang secara bersama-sama sambil bergerak yang disebut dengan radat. Nah Radat inilah yang biasa disebut dengan Musik Internalnya. 

Selain itu juga dalam tari Ilau ada yang disebut dengan tukang gorai yang biasanya menjadi pemandu dalam setiap gerakan tari ilau. Jadi, setiap gerakan yang akan dimulai selalu mengikuti aba-aba atau gorai.

Dalam tarian Ilau pada pernikahan ada satu hal lagi yang tak kalah penting yaitu pola lantai yaitu titik-titik yang ditempati dan garis garis yang dilalui oleh penari. Dalam tari ilau, pada awalnya penari membentuk pola lantai dua barisan berbanjar didepan pengantin untuk gerakan pembukaan sebagai bentuk penghormatan kepada Tamu, Penonton dan Pihak lainnnya. 

Setelah itu, dilanjutkan dengan pola lingkaran mengelilingi pengantin, pada beberapa gerak terdapat penari yang membuat pola melingkar berpasangan dalam lingkaran tersebut

Sumber : Yesriva Nursyam, Supriando Prodi Seni TV dan Film Fakultas Seni Rupa dan Desain,Prodi Seni Musik Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Padang panjang

loading...

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages