Sahabat, rasa lezat kuliner Minangkabau sepertinya memang nggak perlu diragukan lagi, ya. Bagi penyuka masakan pedas pasti kesulitan jika harus memilih antara rendang dan dendeng batokok. Keduanya benar-benar mampu memanjakan lidah. Setelah menyantap hidangan utama yang gurih, momen makan Sahabat tentunya akan lebih sempurna jika ditutup dengan ampiang dadiah, kudapan manis nan legit.
Ampiang Dadiah, Kudapan Manis nan Legit
Sahabat yang bukan berasal dari Minang mungkin asing dengan penganan satu ini. Memang agak sulit menemukan kedai yang menjual ampiang dadiah di luar Sumatera Barat.
Jangan salah ya, Ampiang bukanlah emping melinjo seperti yang kerap kita temui di tanah Jawa. Banyak yang mengira ampiang adalah cara penyebutan orang Minang untuk emping, padahal keduanya sangat berlainan. Ampiang terbuat dari beras ketan yang ditumbuk dan dipipihkan saat masih panas. Bentuknya menyerupai sereal.
Di daerah asalnya, Bukittinggi, ampiang menjadi hasil produksi rumahan, yang dikerjakan di dangau oleh kaum ibu atau induak-induak. Dibutuhkan sekurang-kurangnya tiga orang dalam proses pembuatannya.
Dalam penyajian, ampiang biasa disandingkan dengan dadiah, semacam yoghurt tradisional khas Minangkabau. Dadiah berbahan dasar susu yang kemudian difermentasi, teksturnya berbeda dengan yoghurt. Umumnya yoghurt bertekstur lembut dan kental, sedangkan dadiah memiliki tekstur yang padat dan lebih keras.
Menyiapkan seporsi ampiang dadiah cukup mudah, lho. Sahabat hanya perlu menuangkan kurang lebih tiga sendok ampiang ke dalam piring, basahi dengan air panas secukupnya, lalu tekan-tekan untuk melembutkannya.
Sesudah ditiriskan, tambahkan 2 sendok dadiah ke atasnya. Taburi ampiang dadiah dengan parutan kelapa. Terakhir, siramkan gula aren cair, boleh juga diberi es serut agar lebih mantap.
Rasa beras ketan dari ampiang berpadu dadiah yang agak masam, ditimpali gurih parutan kelapa dan manisnya gula aren. Seperti itulah penyajian dari ampiang dadiah.
loading...
No comments:
Post a Comment