Hayooo...
siapa yang gak suka Jengkol. Hampir setiap orang menyukainya termasuk saya
sendiri hehe. Meskipun aroma jengkol memiliki bau khas tapi tidak sedikit orang
menyukainya. Tumbuhan dikotil dan bisa tumbuh menjadi sangat besar dan biasanya
berbuah sepanjang tahun di daerah yang beriklim tropis.
Banyak
orang yang menjual jengkol ini dan bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan
yang tentunya lamak bana baik dipasar
tradisional maupun pasar modern ada Jengkol yang dijajakan untuk dijual.
Di
Ranah Minang sendiri Jengkol bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan seperti
Jengkol balado, goreng jengkol khas
minang, gulai kalio, sambalado tanak Jengkol, karupuk Jengkol dan lainnya.
Di
pasar Tradisional di Padang ini banyak orang yang menjual jengkol tapi beda
dengan yang berada di jawa atau daerah lainnnya. Di Padang penjual jengkol
biasanya dijual sama cangkang Jengkolnya dan pretelin satu –satu dari kuli
jariangnya. Berbeda sama yang ada di jawa, Kalau di Jawa penjual jengkol
biasanya menjual jengkol yang udah di kupas dan tidak ada kulitnya dan sudah
berwarna karena kalau tinggal biji jengkol paling lama bertahan dua hari hingga
akhirnya berubah warna menjadi merah meskipun jengkolnya masih muda sekalipun
dan gak sepanjang tahun ada terus yang menjual jengkol karena Jengkol di Jawa
biasanya jengkolnya berbuah musiman.
Hal
ini berbeda sama yang ada di Ranah Minang. Biasanya jengkolnya berbuah
sepanjang tahun dan ada terus pedagang jengkol tiap hari di pasar-pasar
tradisional atau pasar modern. Cara menjualnya juga cukup unik mereka
menjualnya dengan cangkang jengkolnya
dan dijualnya tidak ditimbang melainkan dionggok-onggok atau di itung dari
jumlahnya, misalkan untuk 10 Buah jengkol di Jual dengan Harga Rp. 3000,- (Tiga
Ribu Rupiah). Karena mereka menjual dengan cangkangnya tentunya kualitas
jengkolnya juga lebih bagus dibandingkan yang di Jawa atau daerah lainnya dan
bisa lebih tahan lama.
loading...
No comments:
Post a Comment