Apo Nan Baru !!!

Post Top Ad

Your Ad Spot

Sunday 8 December 2019

Cara Unik Pedagang Ayam Sayur di Ranah Minang

Pasar merupakan tempat orang jual beli kebutuhan rumah tangga dan lainnya diseluruh indonesia dan bahkan dunia. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya biasanya masyarakat pergi ke pasar baik pasar tradisional ataupun pasar modern.


Tiap pasar di seluruh Indonesia mempunyai keunikan tersendiri dari mulai barang yang dijualnya sampai cara menjualnya tak terkecuali di ranah minang. Dari mulai penjual ikan dan buah yang di onggok-onggok sampai penjual ayam sayur yang menguliti ayamnya setelah dipotong.



Ya. Pedagang ayam sayur di ranah Minang ini cukup menarik perhatian saya yang baru berada atau merantau ke Ranah Minang ini. Karena setelah mereka memotong ayam sayur nya langsung dikuliti kulitnya di buang termasuk Jeroannya yang diambil cuma  Ati dan Ampelanya saja. 

Ini berbeda saya dengan daerah saya yang berasal dari jawa, baik Jawa Barat dan Jawa Tengah atau mungkin daerah lainnya. Biasanya ayam yang sudah dipotong itu di siram sama air panas kemudian di cabut bulunya dan biasanya bagian jeroan ayam biasanya diambil dan dibersikan usus ayamnya dan bisa dijual kembali meskipun harganya tidak sama sama harga dagingnya atau bahkan lebih murah lagi.



Ini sangat kontras dengan yang ada di Ranah minang ini biasanya mereka setelah memotong ayam langsung di kuliti dan diambil dagingnya aja, bagian kepala kepalanya juga di buang atau tergantung kepada orang yang belinya itu sendiri. Kalau pembeli ini menginginkannya maka akan di kasih sama pedagangnya. 

Kenapa pedagang ayam melakukan seperti itu, ya tentu saja pembelinya sendiri yang tidak menginginkannya. Bagi masyarakat minang sendiri Jeroan ayam itu jorok karena dalam ususnya itu tempat kotoran ayam. Baik untuk ayam kampung atau ayam sayur diperlakukan sama, kalau atau bagian ususnya paling sedikit sekali yang diambilnya paling sejengkal aja dari bagian ati ampelanya.


Kalaupun untuk ayam kampung sendiri kalau selera orang itu pengen ada kulitnya, maka msayarakat minang sendiri biasanya ayam yah sudah dipotong di siram sama air panas lalu di cabut bulunya semua. Lalu setelah itu biasanya ayamnya di singgang istilahnya, jadi di singgang itu ayam yang udah di ambil bulunya itu di tusuk sama bambu dan di bakar di atas bara api sebentar dan tidak sampai matang untuk menghilangkan bau amis, bulunya dan mengurangi kadar air dalam tubuhnya, Dan jika di bakar sampai matang ya tentunya bukan di singgang lagi namanya tapi ayam bakar. 


Masyarakat Minang pada umumnya tidak suka ada bulu ayam yang terbawa ke masakan karena anggap mereka sangat jorok dan jika ada bulu ayam kelihatan di masakannya maka mereka tidak mau memakannya. 

Kalau zaman dulu sampai Ceker ayamnya juga dibuang tapi masakan kekinian yang menggunakan ceker sebagai bahan masakannya seperti Mie ayam Ceker. Ceker Uhah dan lain-lainnya. Maka ceker ayamnya tidak dibuang lagi dan bisa dimanfaatkan untuk bahan masakan.

loading...

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages