Apo Nan Baru !!!

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday 9 January 2020

Ikan Bilih, Ikan endemik Danau Singkarak yang Hampir Punah

Danau Singkarak membentang luas di Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Dulu Danau Singkarak terbentuk karena permukaan tanah patah akibat gempa. Air hujan dan sungai lalu mengisinya hingga danau Singkarak menjadi danau terbesar kedua di Sumatera.



Danau Singkarak dihuni banyak ikan, salah satunya ikan bilih. Ikan Bilih merupakan khas dari Danau Singkarak, sisik ikan bilih berwarna perak berkilauan. Danau atau sungai lain tidak mempunyai jenis ikan bilih. Bisa dibilang, ikan bilih adalah harta perak dari Danau Singkarak.

Penduduk Danau Singkarak menganggap ikan bilih sebagai harta yang berharga, karena ikan bilih sangat enak dimakan dan disukai pembeli dari berbagai daerah. Ikan bilih termasuk keluarga ikan Cyprinidae, ikan mas, ikan bader, ikan wader termasuk saudara-saudaranya ikan bilih.

Ikan bilih berbeda dari ikan wader meskipun sama-sama berukuran mungil. Panjang badan ikan bilih hanya sampai 5 sentimeter. Karena ukurannya mungil, orang sering menyebut ikan bilih sebagai ikan teri darat.Meskipun berukuran kecil, ikan bilih suka bergerombol dengan sesama ikan bilih agar tampak besar.



Tempat hidup ikan bilih memang di Danau Singkarak. Namun, ketika musim bertelur, ikan bilih suka pindah ke sungai yang bermuara di Danau Singkarak.Telur ikan bilih akan menetas di sungai, lalu anak-anak ikan bilih pindah ke danau lagi untuk tumbuh dewasa. Perilaku tersebut membuat ikan bilih sulit diternakkan di daerah lain, sehingga ikan bilih jadi ikan endemik (hanya bisa hidup) di Danau Singkarak.

Karena endemik Danau Singkarak, ikan bilih ini lumayan mahal dengan kisaran harga Rp. 60-70 ribu/liter. Bila telah dimasak, harga ikan bilih menjadi Rp. 250-280 ribu/kilogram. Dengan harga yang menarik, ikan bilih menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar danau. Bahkan, ikan itu sempat menjadi komoditas ekspor dan dijual ke luar negeri.

Nelayan menggunakan berbagai jaring untuk menangkap ikan bilih sesuai dengan lokasi penangkapannya, seperti jaring panjang, jaring lingkar, sistem alahan, jala lempar, lukah dan bahkan menggunakan setrum listrik yang mematikan semua ikan yang ada. Jaring-jaring apung tidak pernah kosong terbentang di permukaan danau begitu pula dengan jala lempar yang ditebar masyarakat setiap harinya.

Jenis alat tangkap yang digunakan pun berbeda-beda, ada nelayan yang menggunakan alat tangkap berupa jaring panjang, jaring lingkar, sistem alahan, jala, lukah dan menggunakan arus listrik (setrum). Tidak tanggung-tanggung jaring dan jala yang dipasang ukuranya sangat rapat sekitar 1-1,5 centimeter. Ukuran ini sangat rapat sehingga semua jenis ikan, termasuk anakannya dalam jumlah banyak.
Karena alat tangkap yang sangat rapat dan adanya PLTA danau Singkarak keberadaan ikan bilih menjadi langka dan terancam punah karena tidak bisa dibudidayaka ditempat lain karena cuma bisa hidup di Danau Singkarak. 

loading...

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages