Tari Indang atau lebih dikenal dengan Tari Dindin Badindin merupakan salah satu tarian Tradisional Khas Sumatera Barat, Lebih Tepatnya Pariaman, Kenapa disebut dengan tari Indang ? Karena merujuk kepada alat musik pengiring tarian ini yaitu "Indang" mewakili alat musik sejenis rebana namun ukurannya lebih kecil berkisar antara 15-18 cm.
Foto : Blogkulo.com
Tarian ini sekilas mirip dengan Tari Saman dari Aceh namun bedanya gerakan tari Indang lebih santai daripada Tari Saman, Selain itu tempo gerakan pada tari Saman menggunakan Gerakan tangan dan sedangkan pada Tari Indang Menggunakan alat musik yang disebut dengan "Indang".
Tari Indang ini berupa jenis Sastra Lisan yang disampaikan secara berkelompok sebagai media Dakwah Islam dan kini sebagai pergaulan Muda-mudi. Para Penari Indang ini Melakukan Gerakan Tariannya secara kompak, dinamis dan cenderung ceria, para penari ini jumlahnya ganjil dan dipimpin oleh seorang tukang Dzikir.
Tarian ini memuat nyanyian maqam, iqa’at, avaz dan mempergunakan musik gambus. Maqam mewakili tangga nada, interval dan ambitus. Iqa’at sebagai pola ritmik, dan avaz adalah melodi bergerak bebas tanpa irama yang juga sebagai musik Islam.
Karena Tari Indang sangat Kental dengan pengaruh Islam di Minangkabau, maka tradisi ini selalu dimainkan dalam acara keagamaan seperti dalam acara pesta Tabuik di Pariaman yang merupakan hari peringatan meninggalnya cucu Rasulullah yang diperingati setiap tanggal 10 Muharam.
Tari Indang merupakan sebuah permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh para pemain berjumlah ganjil, 9 sampai 25 orang. Sambil duduk berdampingan mereka memegang dan memainkan Indang atau Ripai, mengiringi setiap gerakan dengan lagu-lagu secara serentak bersama-sama.
Para penari memainkan Indang dengan memukul menggunakan tangan atau menjentikkan jari mereka. Meski terkesan sederhana, gerakan Tari Indang mendalam dan sarat akan makna.
Gerak tangan dengan jari yang membuka, patah-patah menyiku mengarah ke atas seolah menggambarkan ungkapan rasa syukur dan pengagungan. Gerakan utamanya adalah menepuk tangan secara berirama sehingga menimbulkan kesan ceria dan serasi karena dilakukan oleh lebih dari satu orang.
Sementara itu, gerakan badan biasanya naik turun atau ke kanan dan ke kiri. Para penari “anak indang” meliuk-liukkan tubuh secara serempak serta berlawanan anatar satu dengan yang lainnya. Kalau yang satu meliukkan badan ke kanan agak ke depan, maka pemain berikutnya meliukkan badan ke arah kiri ke belakang.
Sebagai sebuah permainan, selain para penari, dalam Tari Indang juga dikenal orang-orang yang memiliki peran penting yang turut mewarnai jalannya pertunjukkan, diantaranya :
- Tukang Dzikir : berperan sebagai penyanyi tunggal yang kemudian diikuti oleh seluruh pemain. Posisinya duduk di belakang di luar deretan pemain yang lain.
- Tukang Alih : berperan untuk mengubah atau mengalihkan gerakan yang satu kepada gerakan yang lain, selain juga mengalihkan cara pemukulan Indang yang di pegang para pemain.
Tarian Indang merupakan tari muda-mudi yang ditampilkan sederhana sehingga tidak ada tata rias khusus pada wajah pemainnya. Hal ini juga berlaku pada busana, para pemain Tari Indang umumnya menggunakan kostum sederhana khas Minangkabau. Secara keseluruhan, tari ini merepresentasikan masyarakat Pariaman yang bersahaja, saling menghormati, serta taat memeluk agamanya.
Sumber :
loading...
No comments:
Post a Comment