Ini makanan ringan yang enak-enak sekaligus bikin repot makannya Setiap gigitan akan membuat makanan ini hancur dan terkadang remahnya berjatuhan.Rasanya manis dengan sedikit rasa minyak yang masih menempel pada gula soka. Warna merah kecoklatan merata.
Kareh dalam bahasa Minang artinya keras, kalau kita rasakan saat menggigit makanan ini, terasa sedikit keras namun juga lebur setiap kali dikunyah.Bahannya khas seperti kue cucur dari Betawi atau pinyaram dari Sumatra Barat, terbuat dari tepung beras dan air gula soka (gula merah). Menggunakan minyak yang cukup banyak untuk menggoreng. Bentuknya unik, seperti sarang burung berlapis lapis dengan ranting-ranting halus.
Kareh-kareh banyak kita jumpai di Alahan Panjang, dimana masih cukup banyak para pembuatnya. Dari mereka kemudian menyebar ke pasar dan toko oleh-oleh.
Butuh keahlian khusus untuk membuatnya. Tekun, sabar, karena prosesnya bisa dibilang rumit dan dan harus teratur agar hasilnya juga cantik.
Jika kita tahu bagaimana membuat roti jala, tempat adonannya pun berlubang disebelah bawah, namun wadah adonan kareh-kareh ini mempunyai lubang yang lebih halus.
Adonannya pun harus tepat, tidak encer dan tidak kental. Jika terlalu encer maka kareh-kareh akan akan hancur, sebaliknya jika adonan terlalu kental, kareh-kareh akan sulit turun ke penggorengan.
Adonan ini kemudian dituangkan dalam minyak yang banyak, melingkar-lingkar sampai beberapa lapis. Warnanya sudah merah kecoklatan (coklat tua), angkat, letakkan pada wadah datar, langsung dilipat selagi hangat.
Seperti kehebatan para artisan makanan tradisional Indonesia, perlu waktu panjang untuk membuatnya, tidaklah bisa membuatnya sambil mengerjakan hal lain. Nikamti kareh-kareh sambil berterima kasih pada para pembuatnya. Remah-remah yang timbul tampung dengan kertas atau tissue, lalu hap, masukkan kembali ke mulut..
Sumber :renoandamsuri.wordpress.com
loading...
No comments:
Post a Comment