Bagi pecinta masakan minang tentu tidak asing dengan berbagai masakannya yang bercitarasa pedas baik itu gulai, rendang dan lainnya selalu memakai bahan cabai dalam racikan bumbu mereka baik itu cabai keriting ataupun cabai rawit. tapi pernahkah anda terbesit dalam pikiran kenapa masakan padang ini identik dengan rasa pedasnya ?
Dok : Ilustrasi masakan padang
Penamaan Masakan padang sebenarnya kurang tepat karena hanya suatu daerah di tepi pantai sumatera Barat yang saat ini menjadi Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Masakan padang ini lebih tepatnya disebut dengan masakan tradisional minang karena mewakili seuluruh provinsi sumatera barat atau minangkabau.
Untuk mengetahui alasan kenapa masakan Minang ini identik dengan rasa pedas kita harus mengetahui terlebih dahulu asal-usul minangkabau ini, pada zaman dahulu minangkabau ini terdiri dari Tiga Luhak yaitu Luhak Tanah datar, Luhak Agam dan Luhak 50 Kota atau disebut juga dengan daerah "Darek".
Seiring perkembangan Zaman ketiga luhak ini telah berubah menjadi beberapa kota madya termasuk pesisir selatan,pariaman dan beberapa pulau di mentawai. jika dilihat dari letak geografisnya ketiga luhak ini berada dikaki pegunungan bukit barisan. Bukittinggi, Padang Panjang dan Batusangkar ada di kaki Gunung Merapi
dan Singgalang. Sementara Payakumbuh ada di kaki Gunung Sago, Solok ada
di kaki Gunung Talang, keselatannya lagi ada Gunung Kerinci.
Hidup berada di kaki gunung tentu saja bercuaca dingin, untuk menghangatkan tubuh tentu saja mereka harus menggunakan bahan makanan yang dapat mengeluarkan keringat maka di pakailah cabai sebagai bahan campuran dalam setiap masakan Minangkabau ini.
Karena masyarakat ketiga luhak ini suka merantau dan berdagang keluar daerahnya maka menyebarlah masakan tradisional ini ke berbagai penjuru nusantara dan bahkan dunia, meskipun mereka berjualan di daerah yang bercuaca hangat cita rasa akan pedasnya masih dipertahankan hingga kini, itulah alasan mengapa masakan Padang ini identik dengan rasa pedas.
loading...
No comments:
Post a Comment